Dampak Ketimpangan Sosial

DAMPAK DAN CARA MENGANTISIPASI KETIMPANGAN SOSIAL

Umumnya, ketimpangan atau kepincangan sosial berkaitan dengan kekuasaan. Pembahasan tentang ini tidak lepas sistem stratifikasi di masyarakat. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi ketimpangan sosial antara lain stratifikasi sosial, prejudice dan diskriminasi. Sementara itu ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor – faktor penghambat sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatan – kesempatan yang tersedia. Faktor tersebut ada yang berasal dari diri seseorang (faktor internal), yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia karena tingkat pendidikan yang rendah, tidak memiliki keterampilan atau kesehatan rendah serta hambatan budaya (budaya kemiskinan). Sementara itu faktor yang berasal dari luar individu (dari luar kemampuan seseorang), hal ini terjadi karena birokrasi atau structur masyarakat, peraturan resmi (kebijakan pemerintah) sehingga memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan peluang yang tersedia.

Dampak Ketimpangan Sosial

1.      Melemahnya Jiwa Wirausaha (entrepreneurship)

Melemahnya jiwa wirausaha dapat mengganggu perekonomian bangsa. Entrepreneurship merupakan tindakan kreatif yang membangun suatu nilai dari suatu yang tidak ada dan merupakan proses untuk menangkap atau mewujudkan peluang terlepas dari sumber daya yang  ada, serta membutuhkan keberanian untuk mengambil resiko yang telah diperhitungkan.  Entrepreneurship  membutuhkan sikap mental yang ulet, cerdas, jujur, kreatif, serta pandai mencari dna memanfaatkan peluang. Dari sinilah ekonomi kreatif muncul. Ketidakadanya akses dan kesempatan untuk berkembang dapat melemahkan jiwa wirausaha ini.

2.      Kriminalitas

Kriminalitas atau  kejahatan adalah suatu bentuk perbuatan atau tingkah laku yang merugikan korban juga merugikan masyarakat. Penyebab munculnya tindakan kriminalitas dapat dijelaskan melalui dua teori, yaitu teori asosiasi diferensiasi dan teori ketegangan

a.  Teori asosiasi diferensial, Edwin H Sutherland menggambarkan kegiatan criminal sebagai hasil sosialisasi nilai- nilai dari satu kelompok yang berbentural dengan nilai – nilai kelompok yang lebih kuat. Contohnya, seseorang melakukan tindakan criminal karena berada di lingkungan/kelompok yang melakukan criminal sedangkan nilai – nilai yang berada dalam kelompok tersebut berbeda pada masyarakat sekitarnya.

b.  Teori ketegangan menurut Merton, penyimpangan yang paling mungkin terjadi ketika ada ketidaksesuaian antara tujuan yang dianggap baik oleh masyarakat dan cara untuk memperolehnya. Sebagai contoh orang yang ingin kaya tetapi dalam proses pencapaiannya melakukan cara-cara yang melanggar aturan, seperti korupsi.

Dalam sosiologi tindakan criminal juga dibedakan menjadi dua. Pertama, kejatahan yang disebut blue collar crime atau kejahatan kerah biru, yaitu kejahatan yang dilakukan secara konvensional, misalnya pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, penculikan, penipuan, pemerasan. Sedangkan tindak kejahatan yang kedua yaitu white collar crime atau kejahatan kerah putih, yaitu tindak criminal yang dilakukan oleh orang – orang yang memiliki status sosial yang tinggi. Tindak kejahatan ini seperti pencucian uang, korupsi, penggelapan atau manipulasi saham.

Kriminalitas yang terorganisasi juga sangat berbahaya, misalnya jaringan penjualan obat terlarang.

3.   Monopoli

Monopoli adalah suatu penguasaan pasar yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan atau badan untuk menguasai penawaran pasar (penjualan produk barang dan jasa di pasar) yang ditujukan kepada para pelanggan. Ciri – ciri monopoli adalah sebagai berikut

a.       Penguasaan pasar, pasar dikuasai oleh sebagian pihak saja

b.      Produk yang ditawarkan biasanya tidak memiliki saingan

c.       Pelaku praktik monopoli dapat mempengaruhi harga produk

d.      Sulit bagi pengusaha lain untuk memasuki pasar.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan monopoli sebagai akibat ketimpangan sosial akan mengganggu kesempatan produk – produk baru yang berkualitas hasil kreativitas anak bangsa.

 4.       Kemiskinan

Kemiskinan juga dapat menjadi akibat sekaligus penyebab timbulnya ketimpangan sosial. Sebagai akibanya, terjadi ketimpangan sosial karena kemiskinan dialami oleh kelompok – kelompok marginal (terpinggirkan) seperti orang yang berpenghasilan rendah yang sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder. Aspek primer berupa miskin asset, organisasi sosial politik, pengetahuan dan keterampilan. Aspek sekunder berupa miskin jaringan sosial, sumber – sumber keuangan dan informasi. Dimensi kemiskinan dapat berbentuk seperti kekurangan gizi, air bersih, perumahan sehat, pelayanan kesehatan dan pendidikan. Selain itu kemiskinan dapat mengakibatkan partisipasi dalam pembangunan berkurang.

Ciri kemiskinan secara umum adalah:

a.       Angka kematian tinggi

b.      Tingkat kesehatan rendah

c.       Pendidikan rata-rata rendah

d.      Sikap yang sulit menerima perubahan

e.      Mata pencarian rendah dengan penguasaan teknologi rendah

Secara umum kemiskinan dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu:

a.  Kemiskinan yang bersifat kultural (alamiah) yaitu disebabkan oleh individu itu sendiri, misalnya sifat malas, kurangnya kemampuan intelektual, kelemahan fisik, kurangnya keterampilan, mengandalkan bantuan, rendahnya kemampuan menanggapi persoalan sekitarnya

b.   Kemiskinan yang bersifat structural yang merupakan akibat sistem dan struktur yang ada. Misalnya tidak adanya kesempatan menggunakan sumber – sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia, tidak bisa memperoleh pinjaman usaha karena dianggap tidak memenuhi persyaratan

 

Nah, untuk Anda yang duduk di kelas XII SMA N 1 Sukoharjo telah membaca materi tersebut diatas, ayo baca materi dari sumber yang lain juga setelah itu tulis di kolom komentar  upaya apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi ketimpangan sosial di sekitar kita.

 

Sumber :

1.   1.  Alifa Prischa dkk. Belajar Praktis Sosiologi Mata Pelajaran Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial SMA/MA Kelas XII. 2022. Klaten : Viva Pakarindo

2        2. Hening Pratiwi. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII. 2019. Jakarta: Penerbit Erlangga

Tweet

luwes.traviari

cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

Subscribe to receive free email updates: